Sabtu, 16 Juni 2012

GUNUNG WELIRANG (yang bikin meriang)

Ini kedua kalinya dapet ajakan naik gunung. Setelah setahun sebelumnya, tahun 2011, saya diajak naik Gunung Semeru tapi cuma nyampe Ranu Kumbolo yang "hanya" berketinggian 2.400 meter diatas permukaan laut (mdpl). Kali ini mendaki gunung sampai puncaknya. Yup, puncak Gunung Welirang yang berketinggian 3.156 mdpl ini letaknya di daerah Tretes, Pasuruan - Jawa Timur.

Saya, Dimas (FH Unair 2009), Ryan (FE Unair 2009), dan Bento (FE Unair 2009) memulai perjalanan pada hari Jum'at 28 April 2012 tepat jam 9.30 WIB dari kota Surabaya dengan mengendarai sepeda motor. Tujuan pertama kami ialah Masjid Cheng Ho, Pasuruan. Disana kami mampir untuk melaksanakan ibadah sholat Jum'at. Selepas jum'atan lalu melanjutkan perjalanan ke arah Tretes, dan sampailah di Pos Ijin Pendakian UPT. Tahura R. Soerjo. Di tempat ini kami berempat mengurus ijin dan membayar retribusi masuk sebesar Rp 30.000 untuk 4 orang.

Setelah beristirahat dan makan siang, kurang lebih pukul 13.30 WIB kami pun memulai pendakian. Dari Pos Ijin Pendakian, tujuan pendakian kami selanjutnya adalah Pet Bocor (pipa bocor) sebuah tempat istirahat pertama yang dijumpai pendaki darii pos ijin. Di pet bocor ini juga tersedia warung yang menjual aneka makanan dan minuman. Kurang lebih sekitar 45-60 menit waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Pet Bocor. Maklum, karena saya dan Dimas gak biasa mendaki gunung, kami berdua berjalan paling akhir dan sering kali beristirahat.

dari belakang ke depan: Ryan, Bento
dan Dimas beristirahat saat akan
menuju Kop-kopan.

Setelah Pet Bocor, kami melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah Camping Ground bernama Kop-kopan, disinilah kami akan menginap semalam. Ditempat ini terdapat warung serta sumber mata air yang bersih dan segar untuk mengisi perbekalan terutama minum. Namun perjalanan menuju ke Kop-kopan gak semudah yang dibayangkan. "Dihajar" dengan trek berbatu dengan kemiringan hampir 45 derajat, membuat perjalanan menjadi amat berat. Belum lagi usai penderitaan kami, selang -/+ 2 jam berjalan dari Pet Bocor, hujan yang sangat deras mengguyur kami berempat di tengah perjalanan menuju Camping Ground Kop-kopan. Sempat khawatir juga kalau tiba-tiba ada banjir bandang yang turun dari puncak sementara di tempat kami berteduh tidak ada tempat untuk menyelamatkan diri.

Sejam lebih berlalu, hujan berhenti dan kami melanjutkan perjalanan. Hingga akhirnya pukul 18.30 WIB kami sampai di Kop-kopan dan langsung mendirikan tenda, memasak air dan segera beristirahat, karena esok pagi sudah harus melanjutkan pendakian menuju Pondokan Penambang. Penambang? Ya, masyarakat di sekitar lereng Gunung Welirang bermata pencaharian sebagai penambang belerang yang diambil dari kawasan puncak gunung.

dari kiri ke kanan: Dimas, Ryan dan Bento yang sedang
memasak sarapan di camping ground Kop-kopan sesaat 

sebelum berangkat menuju Pondokan Penambang.
Esoknya sekitar pukul 10.00 WIB kami melanjutkan kembali pendakian menuju pos penambang, kali ini medan yang dilalui tidak terlalu berat walau di beberapa titik ada trek yang sangat sulit untuk dilalui karena kemiringan dan kondisinya yang berbatu-batu. Namun percaya atau tidak, jalur pendakian ini mulai dari pos ijin hingga pondokan penambang dapat dilalui oleh Jeep. Kendaraan ini digunakan untuk mengambil belerang yang telah dikumpulkan penambang di pondokan. 

Hampir 3,5 jam kami mendaki dan akhirnya sampai di pondokan penambang. Saat sampai disana, kami bertemu teman-teman FH unair 2008 yang juga melakukan pendakian ke Gunung Welirang. Salah seorang teman kami mengusulkan untuk bermalam di Lembah Kijang, karena panorama alam nya indah dan tersedia sumber mata air yang cukup. Jarak dari Pondokan Penambang ke Lembah Kijang sekitar 15 menit berjalan kaki. Pemandangan yang tersaji sepanjang perjalanan memang betul-betul indah. Bunga-bunga indah yang bermekaran (entah bunga apa namanya) membuat suasana perjalanan menjadi tidak membosankan. Sesampai di Lembah Kijang kami bermalam untuk melanjutkan pendakian keesokan harinya. 

salah satu lereng Gunung Welirang, dipotret dari
Lembah Kijang

Lembah Kijang dengan latar belakang lereng
 Gunung Arjuno
Sejenak melepas lelah dalam perjalanan menuju puncak
Gunung Welirang
Hari Minggu 30 April 2012, tepat pukul 9.00 WIB, kami memulai pendakian ke puncak dengan turut serta 6 orang teman-teman dari FH unair 2008. Perlu diketahui, bahwa di Pondokan Penambang inilah jalur menuju puncak Gunung Arjuno dan jalur menuju puncak Gunung Welirang berpisah. Jika ingin ke puncak Gunung Arjuno maka dari Lembah Kijang inilah startnya. Namun karena kami akan menuju puncak Gunung Welirang, kami harus kembali lagi ke Pondokan PenambanDisinilah tantangan fisik dan mental yang sesungguhnya dimulai. Jalur yang dilalui benar-

benar menguras fisik, perbekalan (terutama air minum) dan mental. Jalan yang berbatu-batu besar sebesar sepeda motor bebek dan pohon-pohon cemara yang tumbang menghambat perjalanan kami ber 10 untuk mencapai puncak. Walaupun kami sudah hampir sampai dan terlihat puncaknya, rasanya sulit sekali kaki digerakkan. Belum lagi ketika akan mendekati puncak, aroma belerang tercium dan sempat membuat napas sesak.

Akhirnya setelah perjuangan panjang, sampailah kami semua di puncak pukul 13.20 WIB. Walaupun kebanyakan dari kami telah kehabisan air minum. Pemandangan di puncak Gunung Welirang sungguh indah. Dari sini kita bisa melihat 
kawah belerang yang selalu mengeluarkan asapnya. Saat itu saya juga bisa melihat Jalan raya Pandaan yang biasanya hanya saya lalui saat pulang ke Malang dari Surabaya.

Pengalaman pendakian pertama ini benar-benar luar biasa walaupun menguras fisik dan mental. Membuat saya berpikir bahwa walaupun saya bisa menggapai puncak Gunung Weliran, namun saat di puncak, saya merasa begitu "kecil" di tengah "kebesaran" ciptaan Allah SWT. Subhanallah!
Sejenis tanaman perdu berwarna merah marun yang
cantik dan rapih menghiasi puncak Gunung Welirang.
Dibelakang adalah salah seorang teman yang akan
turun dari puncak.
Turun dari puncak Gunung Welirang
Berpose sebelum turun dari Puncak Gunung Welirang (penulis berjaket kuning :)

Jumat, 17 Februari 2012

LOSMEN ARTHAWAN (Hotelnya para Backpacker)


Jalan Puppies Lane. Ya, ini lah daerah dimana banyak hostel-hostel murah di daerah Pantai Kuta. Saya nemu losmen ini saat berlibur ke Bali bulan Februari 2012. Untung sebelum berangkat ke Bali, saya sempat browsing di Kaskus.us, banyak yang ngasi rekomendasi untuk menginap di "Losmen Arthawan" dan akhirnya nemu juga tuh Losmen. Lokasi nya cukup mudah dijangkau dan yang paling penting strategis. Cuma 100 meter dari groundzero Bom Bali I. Tinggal nyebrang ke Jalan Puppies Lane II, trus jalan deh sekitar 50 meter disebelah kiri sebelum "Barong Cottages". Tarif nginep nya "cuma" IDR 45.000/Malam/Orang ,plus Breakfast pula. Mantap kan?  Losmen ini di tiap kamarnya nyediain  kamar mandi dalam (shower, wastafel, toilet duduk), lemari, kasur (single/double) dan teras. Gak ada TV, kalo mau nonton di lobi bareng Bli yang jagain resepsionis. But, Not bad lah buat hostel dengan tarif semurah itu. Begitu kita datang ke resepsionisnya, kita bakal diajak dulu buat ngeliat kondisi kamar yang bakal kita tempatin. Kalo kalian ga sreg sama kamarnya, bilang aja sama Bli nya, minta cariin kamar laen yang masih kosong. Soalnya kadang ada kamar yang kasurnya udah keras kaya' papan, ga pernah dijemur, bau pula. Dan Kalo udah cocok sama kamarnya, kita tinggal bayar total biaya nginepnya, jadi disini sistemnya ga ada booking-bookingan, siapa cepet dia dapet. Bli nya akan minta jaminan KTP kita, tapi dia gag terlalu ngurusin kok kalian mau sekamar (cowok-cewek) ato enggak, gak bakal ditanyain. Mungkin udah biasa kali ya. :) tapi Inget! Waktu Cek out jangan telat, sebelum jam 12 siang. Kalo diatas itu dianggap nambah hari lagi.  Soal breakfast memang sama Bli nya ga di kasi tau, jadi kita sendiri yang harus minta. Breakfast nya cuma ada di jam 8, so cepet bangun pagi dan bergegas ke kantin di lantai bawah. Menunya ada Sandwich isi Telor+buah and Pisang Dadar+buah. Minumnya ada teh anget (gratis). Tapi kalo kalian cek in di pagi hari jam 8, dapet breakfastnya hari besoknya. Oya, selain nyewain kamar buat nginep, Losmen Arthawan juga nyewain sepeda motor buat dipake wisatawan yang pengen berkeliling Bali. Tapi sayang, saya gak sempet tanya harganya. Kalo disekitar kuta sih rata-rata Rp 50.000/hari.
So, buat para backpacker yang bingung cari tempat nginep murah di Bali khususnya Kuta, Losmen Arthawan bisa jadi salah satu referensi tujuan menginap kalian! Selamat Berlibur! :)




Teras luar kamar
kondisi kamar (penulis lagi tidur diatas kasur :p)
kamar mandi dalamnya


suasana lobi losmen

















Kamis, 16 Februari 2012

Posting Pertama

Bismillah.. ini adalah blog pertama saya, tulisan dari seorang anak kost... mencoba menuangkan pikirannya dari apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.